BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS »

Selasa, 24 November 2009

Anggrek Vanda Limbata

vanda limbata ne rio
photo by Destario Metusala 07

Nama : Vanda limbata Blume, Rumphia 4:49 (1849)
Sinonim : (belum ada catatan lain)
Nama Indonesia : -
Asal : Jawa Timur

Habitat : Habitat alaminya di hutan dataran rendah di Jawa Timur, Madura, Bali hingga Kepulauan Nusa Tenggara Timur bahkan ada laporan spesies ini juga ditemukan di Filipina. Adaptif pada pola vegetasi hutan terbuka dengan aerasi lancar serta intensitas cahaya 60-85 dengan suhu 26-32ÂșC.

Info bunga : Dalam satu pohon bias mengeluarkan 1-2 tandan bunga dengan jumlah kuntum antara 3-10 per tandan. Diameter bunga sekitar 3-4 cm, sepal petal berwarna dasar kuning dengan pola bercak krem kecoklatan. Sangat variatif dalam warna, mulai kuning pucat hingga kuning kecoklatan (specimen asal Jawa dan Madura) dan coklat tua kemerahan hingga jingga tua kemerahan (specimen asal Nusa Tenggara). Begitu pula dengan warna labellumnya dari merah muda pucat hingga merah keunguan, bahkan pada beberapa kuntum bisa ditemukan warna labellum putih kekuningan. Selain bentuk labellumnya, ciri khas spesifik lain yang membedakan dengan kerabat Vanda yang lainnya adalah tonjolan kecil pada bagian tengah pangkal belakang dari labellumnya. Bunganya mengeluarkan aroma harum semerbak, terutama pada pagi hari pukul 07.00-11.00.

Keterangan : Sangat adaptif dan mudah untuk dipelihara. Laju pertumbuhan akar sangat cepat. Mudah ditumbuhkan baik dengan media tanam maupun tanpa media tanam. Biasanya berbunga pada pergantian musim, terutama pada saat-saat terkering antara musim kemarau masuk ke musim hujan.

Anggrek Cybidium


Di Kalimantan Barat anggrek ini dinamakan sakat lidah ular tedung atau lau pandan. Orang sumatera mengenalnya dengan nama anggrek pandan, karena perawakannya memang sekilas menyerupai pandan. Untuk membedakannya dengan anggrek lainnya yang perawakannya mirip pandan seperti Vanda tricolor, anggrek ini diberi nama “anggrek lidah ular”.

Anggrek Phalaenopsis Bellina


Anggrek ini sudah tidak asing lagi bagi penggemar anggrek. Budidayanya sudah dimulai sejak tahun 1861. Tumbuhan ini secara alami tumbuh di Kalimantan, Sumatera dan Semenanjung Malaya. Beberapa Negara sekarang juga telah membudidayakannya. Nama latin dari anggrek cantik ini adalah Phalaenopsis bellina. Di Indonesia dikenal dengan nama anggrek kelip. Nama itu diberikan karena bentuk dan warna bunganya yang menyerupai bintang yang sedang berkelap-kelip.

Anggrek Macan

Bunganya yang berwarna hijau dan kuning kehitam-hitaman ini sangat menarik sekali. Penampilannya yang luar biasa pada saat berbunga, berbunga sekali dalam 2 sampai 4 tahun, bunga yang bertahan sampai dengan 6 bulan dan memiliki 60-100 kuntum bunga per tangkai membuat Anggrek jenis ini dicari begitu banyak orang dan termasuk dalam tanaman langka. Hal inilah yang membuat harganya menjadi demikian mahal.

Foto : Vibizlife/Andreas

Anggrek Macan atau yang dikenal dengan Grammatophyllum Speciosum, kali ini berasal dari Kabupaten Halmahera Timur, Maluku Utara. Biasanya Anggrek Macan ini banyak terdapat di lingkungan panas, hutan tropis yang lembab di Kawasan Malaysia, Sumatera dan Papua.

Merupakan anggrek terbesar di dunia, bisa mencapi 15 ft dan berat 2 ton. Spesies ini berkembang biak dengan spora dan banyak terdapat di pohon bakau dan pohon kelapa.

Pemeliharaannya haruslah hati-hati sekali, karena dia harus selalu dalam keadaan kering, sebaiknya hanya disiram 3 hari 1 kali saja.

Nah, bagi anda yang telah memiliki Anggrek Macan ini, anda dapat memberikan perhatian khusus baginya, karena anggrek jenis ini adalah spesies yang harus kita jaga dan kembangkan karena keberadaannya sudah hampir punah.

Anggrek Vanda Tricolor

Keberadaan Vanda tricolor di Lereng Selatan Merapi
Lereng Selatan Gunung Merapi yang terletak di Kabupaten Sleman Jogjakarta masih menyimpan keanekaragaman hayati yang sangat tinggi. Vegetasi yang menutupi wilayah ini meliputi padang rumput, semak belukar dan vegetasi pohon besar. Struktur vegetasi demikian merupakan habitat yang cocok bagi kehidupan anggrek, baik itu anggrek tanah maupun anggrek epifit. Eksplorasi dan identifikasi yang dilakukan BKSDA (Balai Konservasi Sumber Daya Alam) Yogyakarta menemukan sekitar 53 jenis anggrek alam. Sebagian besar anggrek tersebut adalah epifit (menempel pada batang pohon). Salah satu anggrek khas daerah ini yang hampir punah keberadaannya di lereng Selatan Merapi adalah Vanda tricolor.

anggrek
Gambar diatas diambil dari http://www3.unifi.it/

Anggrek berbunga putih dengan bercak totol ungu kemerahan ini dulunya sangat banyak dan tumbuh liar di pohon dadap, angsana dan pohon-pohon tahunan lainnya. Akan tetapi, bencana semburan awan panas pada tahun 1994 telah menghanguskan 80 % habitat asli anggrek ini. Belum lagi kebakaran besar di hutan lindung dan Cagar Alam Plawangan Turgo pada tanggal 16-20 Oktober 2002, ditambah ancaman awan panas pada tahun 2006 yang semakin mengancam keberadaan anggrek species merapi di alam. Disamping faktor alam, faktor sosialpun sangat berpengaruh besar terhadap populasi anggrek ini. Masyarakat sekitar banyak yang mengkoleksi kemudian menjualnya kepada nursery-nurseri atau para pemesan dari luar kota. Akibat dari semua itu, saat ini hamper tidak mungkin lagi menjumpai anggrek tersebut di habitat aslinya.

Wujud upaya pelestarian yang telah dilakukan BKSDA untuk meningkatkan populasi vanda tricolor adalah melaksanakan usaha penangkaran yang berbasiskan kemasyarakatan dengan membentuk 5 kelompok tani konservasi dari 3 Kecamatan di Lereng Selatan Gunung Merapi. Upaya budidaya yang dilakukan kelima kelompok tani tersebut dinilai masih kurang optimal. Ketidaktepatan teknik budidaya yang dilakukan menyebabkan lambatnya pertumbuhan dan perkembangbiakan Vanda tricolor.

Dengan hasil budidaya yang masih minim, pada tahun 2002, BKSDA membeli 80 batang dari kelima kelompok tani konservasi tersebut kemudian merelokasikannya ke blok Tlogo Muncar, Kawasan Cagar Alam dan Taman Wisata Alam Plawangan Turgo. Akan tetapi setahun kemudian, dari observasi penulis yang dilakukan pada tahun 2004, dari 80 batang hanya 36 batang yang tersisa, 15 batang diantaranya dalam kondisi kritis. Masalah yang saat ini dihadapi adalah bagaimana memperbaiki teknik budidaya maupun teknik relokasi dengan pendekatan agronomis yang meliputi pengelolaan terhadap lingkungan tumbuh serta pengelolaan terhadap tanaman itu sendiri sehingga menciptakan interaksi positif yang mendukung pertumbuhan dan perkembangbiakan Vanda tricolor serta meningkatkan kemampuan hidupnya di habitat relokasi.

Konservasi Vanda tricolor
Konservasi adalah upaya pelestarian keanekaragaman hayati maupun non hayati dengan pertimbangan aspek ekologi serta ekonomi. Beberapa prinsip konservasi yaitu perlindungan, pengawetan, dan pemanfaatan yang lestari. Salah satu upaya tersebut adalah penangkaran atau budidaya. Adapun pengertian penangkaran/budidaya rumbuhan dan satwa liar antara lain:

  • Penangkaran/budidaya tumbuhan dan satwa liar adalah kegiatan yang berhubungan dengan pembesaran dan pengembangbiakan, tumbuhan dan satwa liar dengan tetap mempertahankan galur murninya (keaslian jenis).
  • Usaha penangkaran/budidaya adalah meliputi kegiatan:
    • Persiapan teknik penangkaran/budidaya dan administrasi perijinan
    • Pelaksanaan proses pengembangbiakan tumbuhan dan satwa liar
    • Pengolahan dan pemanfaatan hasil penangkaran/budidaya
    • Usaha penangkaran/budidaya komersil adalah usaha pembudidayaan dengan tujuan memperdagangkan hasil budidaya dengan kewajiban mengembalikan kea lam (restocking).
    • Usaha penagkaran/budidaya non komersil adalah usaha pembudidayaan untuk keperluan memenuhi hobi, penelitian, pengembangan ilmu pengetahuan dan rekreasi.

Dengan adanya upaya konservasi melalui penangkaran/budidaya tumbuhan dan satwa liar maka kelestarian keanekaragaman hayati akan lebih terjamin. Pola ini telah diadopsi oleh BKSDA Yogyakarta untuk melestarikan populasi anggrek khas Gunung Merapi, Vanda tricolor, melalui pembentukan unit pelaksana budidaya yang disebut kelompom tani konservasi. Kelompok tani konservasi ini diberi modal awal oleh BKSDA untuk membeli perlengkapan budidaya dan diberi 50 batang anggrek Vanda tricolor sebagai indukan yang tidak boleh dijual. Hasil budidaya dari indukan inilah yang nantinya dibeli oleh BKSDA untuk kepentingan relokasi di habitat barunya.

Permasalahan dan Hambatan Konservasi Vanda tricolor
Budidaya yang dilakukan oleh 5 kelompok tani konservasi selama 3,5 tahun kurang menunjukkan perkembangan yang memuaskan. Dari sekitar 50 batang Vanda tricolor induk, rata-rata berkembang menjadi 80 batang, itupun sudah termasuk indukan. Para petani juga mengeluhkan lambatnya pertumbuhan anggrek ini, terutama saat pembibitan. Bibit anggrek hanya mencapai tinggi 3 cm dalam waktu 2 tahun. Beberapa kendala yang ditemui penulis saat di lapangan antara lain:

  • Hampir semua petani konservasi belum mengetahui cara penyerbukan buatan
  • Pembibitan masih menggantungkan proses alami
  • Penyiraman tidak teratur, bahkan sering pula dilakukan pada siang hari yang terik
  • Pemupukan hanya menggunakan pupuk kandang, bahkan sebagian besar tidak pernah dipupuk sama sekali
  • Banyak calon bunga diserang oleh kutu penghisaap (aphids) sehingga rusak dan kering
  • Intensitas cahaya melalui paranet terlalu rendah, sehingga jarang berbunga dan pembentukan daun baru yang lambat
  • Sebagian lainnya, meletakkan anggrek di tempat terbuka yang terpapar sinar matahari penuh sehingga banyak daun yang terbakar
  • Media tanam bibit menggunakan pakis yang dihaluskan, namun strukturnya terlalu padat untuk perkembangan akar.

Melihat dari permasalahan budidaya tersebut, tampak para petani masih belum memperhatikan aspek agronomi secara optimal, sehingga pengelolaan lingkungan dan pengelolaan tanaman manjadi kurang tepat. Akibat selanjutnya pertumbuhan dan perkembangbiakan anggrek menjadi lambat.

Disamping permasalahan budidaya, terdapat pula beberapa masalah pada teknik relokasinya. Relokasi yang dilakukan pada bulan Agustus 2002 di blok Tlogo Muncar kawasan Cagar Alam dan Taman Wisata Alam Plawangan Turgo telah memperlihatkan bahwa pada bulan Juli 2004, dari 80 batang Vanda tricolor yang ditempelkan, hanya tersisa 36 batang, 15 diantaranya dalam kondisi kering, akar tidak berkembang, daun layu, pucat, dan daun barunya makin sempit dan kecil. Vanda tricolor hanya ditempel dengan bantuan tali sabut tanpa diberi media apapun. Anggrek yang mengalami kekeringan, sebagian besar di kawasan Taman Wisata Alam.

Anggrek Dendrobium


Anggrek dendrobium adalah salah satu jenis anggrek yang kaya warna dan panjang umur. Menanam dan merawatnya mudah. Pupuk, siram, dan tempatkan di tempat yang tepat. Bunga mekar mewangi.
Menanam dendrobium tidak sulit, cukup sediakan media tanam yang baik. Bisa berupa arang kayu, pecahan genteng, ijuk kelapa, dan pakis. Agar dapat tumbuh dengan baik, ganti media tanam setiap enam bulan sekali.
Selain media tanam yang baik, perhatikan juga nutrisi yang harus diberikan. Tanpa nutrisi yang pas, dendrobium tidak akan bisa tumbuh dan berbunga dengan baik. Agar selalu berbunga, berikan pupuk NPK secara teratur. Untuk pemupukan, lakukan sesuai kebutuhan. Pemberian nutrisi akan membantu pertumbuhannya.
Seperti jenis anggrek pada umumnya, dendrobium dapat tumbuh sehat pada suhu 15-28 derajat celcius. Kelembapan yang dibutuhkan adalah 60%-85%. Untuk mendapatkan kelembapan yang pas, lakukan penyiraman dua kali sehari, pagi dan sore hari.
Cermati juga soal penempatan. Tempatkan dendrobium di tempat yang teduh, jauh dari sinar matahari langsung. Jika perlu pasang paranet di atas lokasi tanam. Untuk menghindari kutu, atau ulat, semprotkan insektisida, satu sampai dua kali sebulan.

Persilangan Anggrek

Anggrek bersifat hermaphrodit, yaitu pollen (serbuk sari) dan putik terdapat didalam satu bunga, sedangkan sifat kelaminnya adalah monoandrae (kelamin jantan dan betina terletak pada satu tempat) sehingga anggrek termasuk tanaman yang mudah mengalami penyerbukan. Penyerbukan dapat terjadi secara tidak sengaja oleh alam, misalnya serangga. Jatuhnya serbuk sari ke kepala putik akan menyebabkan terjadinya penyerbukan, proses ini lebih mudah terjadi pada tipe bunga anggrek yang memiliki zat perekat pada putiknya (discus viscidis). Bunga anggrek yang tidak memiliki zat perekat disebut polinia, sedangkan bunga anggrek yang memiliki perekat disebut polinaria.

Persilangan dilakukan dengan membuka alat kelamin bunga (gymnostemium) anggrek. Lidi atau tusuk gigi ditempelkan pada lempeng perekat di putik bunga, kemudian digunakan untuk mengambil pollen. Pollen diletakkan di kepala putik (stigma). Persilangan yang diikuti dengan penyerbukan diakhiri dengan membuang lidah bunga untuk menghindari serangga menggagalkan penyerbukan, dan memberikan label pada hasil persilangan tersebut.

Persilangan buatan yang dilakukan antar genus hanya baik dilakukan untuk bunga dengan tipe pollen yang sama, yaitu antara polinia-polinia (misal: Cattleya dengan Dendrobium) atau polinaria-polinaria (misal: Vanda dengan Phalaenopsis). Selain itu, faktor kesesuaian (compatibility) juga menentukan factor keberhasilan dalam proses penyerbukan.

Pemilihan tanaman induk tentunya disesuaikan dengan hasil yang diinginkan dalam suatu proses persilangan. Secara garis besar tanaman induk harus sehat, yang dicirikan dengan penampilan fisik segar, hijau, tumbuh tegak, kuat dan kokoh.

Untuk dapat menghasilkan persilangan yang diinginkan, maka perlu diketahui sifat-sifat yang dimiliki oleh tanaman induknya. Sifat-sifat ini ada yang bersifat dominan (sifat yang kuat dan menonjol) dan sifat-sifat yang tidak nampak (resesif, misalnya keawetan bungan dan proses pembungaannya. Sifat-sifat yang diturunkan oleh induk dari hasil persilangan F1 (keturunan pertama) dapat bersifat dominan, resesif ataupun dominan tidak sempurna yaitu mempunyai sifat antara kedua induk (parental). Dalam menghasilkan persilangan yang berkualitas, maka perlu diketahui hukum-hukum keturunan yang dikemukakan oleh Mendel, yaitu:

Hukum Dominansi ; apabila tanaman A bersifat dominan terhadap tanaman B, hasil persilangan A x B maka F1-nya akan menyerupai A
Hukum Segregasi (hukum Mendel) ; jika tanaman B dan C mempunyai sifat dominan tidak sempurna maka F1 akan mempunyai sifat campuran antara sifat tanaman B dan C. Apabila F1 dilakukan penyerbukan sendiri, maka keturunan F2-nya kemungkinan 50% bersifat BC, 25% bersifat B, dan 25% bersifat C
Hukum Dominansi Bebas ; jika tanaman D dan E bersifat dominant sempurna, maka keturunan F1 akan sama dengan induknya, namun pada keturunan F2 akan terjadi pemisahan sifat, yaitu sifat-sifat yang baik akan diturunkan terpisah dengan yang tidak baik. Pada hokum ini akan timbul kesulitan jika terjadi linkage dari gen-gen pembawa sifat.
Linkage ; merupakan peristiwa yang menyalahi ketiga hukum diatas, yaitu apabila semua gen penyandi sifat yang berbeda terdapat dalam satu kromosom, sehingga sifat-sifatnya selalu diturunkan bersama-sama.
Di Indonesia pada umumnya persilangan anggrek lebih mengarah untuk menghasilkan warna bunga yang menarik, untuk itu sangatlah perlu diperhatikan zat-zat dan organel pembentuk warna pada bunga yaitu:

Anthocyanin, merupakan zat larut dalam cairan sel (sitoplasma). Zat ini menimbulkan warna merah muda, merah tua, dan biru. Warna-warna ini sangat dipengaruhi oleh pH lingkungan cairan sel, bila pH rendah akan muncul warna merah, sedangkan bila pH tinggi akan muncul warna biru.
Anthoxanthin, merupakan zat kimia organik yang juga larut dalam sitoplasma. Zat ini menimbulkan warna kuning muda hingga kuning tua. Jika anthoxantin berada bersama-sama dalam sitoplasma, maka kedua warna tersebut dapat tercampur. Perubahan warna ini dikenal dengan sebutan ko-pigmentasi
Plastida pembawa pigmen warna berbentuk butiran, sehingga tidak larut dalam sitoplasma seperti pigmen yang lain. Pigmen dari plastida akan nampak jika anthocyanin dan anthoxanthin tidak larut dalam sitoplasma.
Albinisme yang terjadi pada bunga anggrek seringkali memberikan suatu nilai komersial yang tinggi. Albinisme umumnya terjadi jika warna yang muncul tidak sesuai dengan kaidah keilmuan dalam genetika tanaman. Hal ini dikarenakan adanya faktor gen atau kromogen yang bersifat resesif atauupun resesif keduanya.

Perkawinan suatu tanaman akan menghasilkan tanaman baru dengan kromosom genap (diploid = 2n).

An x Bn = monoploid/haploid
AB2n = diploid
Contoh : bunga warna putih (jantan) disilangkan dengan warna merah muda (betina)
Jantan : AA
Betina : BB
Kemungkinan terjadi :AA —- 1 (25%)
AB —- 2 (50%)
BB —- 1 (25%)
(jantan) AABB x (betina) aabb
AB x ab
Kemungkinan hasilnya :
-AaBb Keterangan : A = merah muda
-Aabb B = Bunga besar
-AaBB a = Bunga kecil
-AABb b = putih
-AAbb
-AABB
-aaBb
-aabb
-aaBB
Teknik penyilangan anggrek mudah dipelajari, namun tingkat keberhasilan penyilangan tersebut ditentukan oleh banyak aspek, antara lain waktu penyilangan, umur bunga betina, mutu bunga jantan sebagai penghasil pollen, dan yang tidak kalah pentingnya adalah factor keuletan dan pengalaman penyilang itu sendiri.

Anggrek Hitam

Lantana Anggrek hitam (Coelogyne pandurata) yang dahulu dengan mudah ditemukan dipadang pasir Kersik Luway di Kabupaten Kutai Barat, Kalimantan Timur. Spesies langka anggrek ini hanya tumbuh di padang pasir Kersik Luway. Jika sedang musim berbunga, anggrek hitam itu mekar indah dan membentuk padang anggrek yang sangat luas. Namun, kini semakin sulit menemukan anggrek hitam, bahkan saat musim berbunga sekalipun. Anggrek hitam , diperkirakan hanya tinggal sedikit sejalan dengan kehancuran Cagar Alam Kersik Luway yang jumlah lahan anggreknya menyusut drastis dari 5.000 hektar menjadi hanya tinggal 500 hektar, dan dalam lima tahun terakhir menyusut lagi menjadi tinggal 50 hektar. Sangat ironis, karena tadinya kawasan itu merupakan kombinasi unik hutan kerangas, hutan tropis basah, dan hutan rawa bergambut. Kersik Luway juga merupakan kumpulan beberapa kersik (tanah berpasir), yakni Kersik Luway, Kersik Serai, Kersik Nyako, dan sebagian Kersik Mencege. Namun, kerusakan alam di wilayah ini terus terjadi susul-menyusul tanpa upaya rehabilitasi menyeluruh. Praktis dalam kondisi ini anggrek hitam pun terancam punah total. Di lain pihak, upaya nyata untuk konservasi pun belum pernah digarap serius di kalangan penguasa Kalimantan Timur (Kaltim). Petinggi Kaltim hingga kini selalu sibuk dengan dua "mainan" utama, yakni pembabatan hutan dan pembukaan tambang. SELAIN faktor lingkungan berupa kebakaran hutan, ancaman pengurasan /eksplorasi yang dilakukan manusia pun turut memperburuk keadaan.

Padahal tanaman anggrek hitam ini sulit dibudidayakan di luar habitatnya Data Balai Konservasi dan Sumber Daya Alam (BKSDA) Kaltim membenarkan kondisi kritis Kersik Luway. Berdasar penelitian terakhir, tercatat ada 57 jenis anggrek dengan 47 di antaranya memiliki daerah sebaran di dalam kawasan cagar alam. Selebihnya berada di luar, tetapi masih termasuk dalam daerah padang luway. Penjarahan anggrek dan perburuan di sekitar kawasan tersebut membuktikan perubahan pandangan terhadap kesakralan Kersik Luway. Masyarakat sudah tidak takut lagi terhadap pantangan memasuki atau mengeksploitasi kawasan yang konon sangat angker itu.

Selasa, 17 November 2009

Manfaat Bunga Anggrek


Anggrek Coryanthes adalah salah satu tumbuhan yang mampu menjebak serangga agar jatuh ke dalam perangkapnya dengan menggunakan taktik yang menarik. Sistem reproduksi anggrek ini didasarkan pada memikat serangga dan memanfaatkannya untuk membawa serbuk sarinya.

----------

Apakah mungkin sekuntum bunga bisa menyadari kecenderungan seekor serangga? Apakah mungkin bunga membuat rencana agar serangga jatuh ke dalam perangkapnya serta mengubah dirinya agar cocok dengan tujuan ini? Tidak dapat diragukan lagi, tidak mungkin bunga atau serangga menjalankan taktik atau siasat sedemikian hanya berdasarkan keinginan dan akalnya sendiri. Namun demikian, bila kita mengamati makhluk-makhluk di alam ini, kita tahu bahwa mereka sering menerapkan jenis-jenis taktik semacam itu.

Anggrek Coryanthes adalah salah satu tumbuhan yang mampu menjebak serangga agar jatuh ke dalam perangkapnya dengan menggunakan taktik yang menarik. Sistem reproduksi anggrek ini didasarkan pada memikat serangga dan memanfaatkannya untuk membawa serbuk sarinya. Bunga-bunga anggrek jenis ini tumbuh berkelompok. Setiap bunga memiliki dua helai kelopak yang mirip sayap dan tepat di belakang kedua helai ini terdapat sebuah “ember” kecil. Bila bunga membuka, cairan khusus yang dikeluarkan oleh dua kelenjar khusus mulai menetes ke dalam ember tersebut. Tak lama kemudian bunga pun mulai memancarkan wangi-wangian yang sangat menarik bagi lebah.

Sejalan dengan mekarnya anggrek, lebah jantan bereaksi terhadap aroma wangi tersebut dan mulai terbang di sekitar bunga. Sewaktu lebah mencoba hinggap di sisi tegak pada anggrek, lebah juga mencari tempat untuk bergantung dengan kakinya, seperti bagian berbentuk tabung dari bunga yang menghubungkan ember dengan batangnya. Bagian ini licin dan miring. Karena itu, lebah yang merangkak pada bunga pasti akan terjatuh ke dalam ember yang terisi cairan di dasar bunga.

Hanya ada satu jalan keluar bagi lebah yang telah terjatuh ke dalam bunga. Sebuah lorong sempit yang menuju ke dinding bunga bagian depan, yaitu, yang menuju cahaya matahari di luar. Selama serangga mencari-cari jalan keluar ini, yang berada pada ketinggian yang sama dengan tinggi cairan yang dimasukinya, lebah tetap berenang di cairan. Saat mencoba menemukan jalan keluar, lebah melewati bagian bawah stigma, yang mengandung serbuk sari, dan organ jantan bunga. Pada saat itu, dua kantung serbuk sari tertempel di bagian belakang serangga. Lalu serangga bergegas menuju jalan keluar dan akhirnya meninggalkan bunga. Saat lebah menghampiri bunga yang lain, kali ini yang terjadi adalah stigma bunga itu menarik serbuk sari dari serangga, dan dengan cara ini, penyerbukan pun dimulai.

Namun, situasi ini tidak cuma membawa manfaat bagi bunga saja. Cairan yang ada dalam ember bunga tempat jatuhnya lebah juga sangat penting bagi lebah, karena lebah jantan akan menggunakan keharuman cairan yang melumuri tubuhnya itu untuk menarik lebah betina selama perkawinan.

Seperti yang telah kami sebutkan di depan, sama sekali tidak mungkin bunga mengembangkan siasat untuk memperdaya seekor serangga dan merancang strukturnya agar sesuai dengan taktik ini. Begitu pula halnya, tentulah tidak mungkin seekor serangga mengembangkan taktik untuk memperoleh zat yang diperlukannya dari sekuntum bunga dengan hanya mengandalkan kemauannya sendiri. Kerjasama yang mengagumkan antara dua makhluk ini adalah bukti nyata akan fakta bahwa keduanya diciptakan oleh Pencipta yang tiada duanya.

{sumber : Harun Yahya}

Katakan Cinta dengan Bunga Anggrek


Bunga anggrek kasut atau dalam nama Latin, Paphiopedilum victoria regina menjadi Juara Kontes Anggrek Jakarta Orchid Festival 2006 di Jakarta, Selasa (14/2). Anggrek spesies langka asal Sumatera Barat itu merebut gelar Best Spesies dan Best Show.

PADA Hari Valentine, bunga kerap menjadi simbol ungkapan kasih sayang. Pada hari kasih sayang itu, bunga mawar biasanya laris bukan kepalang. Jika ada nasihat berbunyi: katakan cinta dengan bunga, mestinya bunga tidak hanya diartikan mawar bukan?

Bunga anggrek seperti halnya mawar, juga mempunyai warna dan kelopak yang menarik. Tetapi mungkin orang telanjur mengenalnya dalam ukuran dan warna tertentu saja. Padahal spesies anggrek jumlahnya sangat banyak dan bervariasi. Indonesia adalah salah satu negara yang amat kaya bunga anggrek atau orchid ini.

Ada pepatah mengatakan tak kenal maka tak sayang. Demikian pula yang terjadi pada bunga anggrek di mata masyarakat awam. Di atas kertas, Indonesia seharusnya menjadi pemeran utama dalam kancah anggrek dunia. Tetapi hingga kini, Indonesia hanya menjadi penonton saja. Ironisnya, Indonesia justru kalah dengan Thailand atau bahkan Singapura yang variasi spesies anggreknya ter- golong minim.

"Orang kita cenderung tidak mau tahu. Sayang sekali negara kita yang kaya justru belajar anggrek dari negara-negara lain. Lucunya kita malah sering mengimpor anggrek silangan dari negara-negara lain, padahal spesiesnya banyak di sini. Tetapi itu akibat banyak penggemar anggrek tidak terdorong berorganisasi, meskipun banyak manfaatnya," ujar Ketua Perhimpunan Anggrek Indonesia Cabang Jakarta, Ennie Satoto di Jakarta, Selasa (14/2).

Anggrek Alam

Bicara soal anggrek, sebenarnya hutan-hutan di seluruh Indonesia merupakan penyumbang bahan baku anggrek spesies atau anggrek alam terbesar. Kekayaan spesies anggrek di Indonesia itu patut menjadi kebanggaan bangsa. Itulah sebabnya Perhimpunan Anggrek Indonesia menggelar Jakarta Orchid Festival 2006 di Taman Anggrek Indonesia Permai, Jl Taman Mini, Jakarta Timur pada 15 -28 Februari 2006.

"Indonesia sangat kaya anggrek spesies terutama dendrobium. Repotnya, anggrek-anggrek itu terancam punah akibat ulah penjarah hutan. Itulah sebabnya, kami memilih tema 'Selamatkan Anggrek Spesies Indonesia' untuk ajang Jakarta Orchid Festival," kata Ennie.

Menurut dia, banyak spesies anggrek di Indonesia yang sudah hampir punah atau bahkan sudah benar-benar punah. Tetapi hingga saat ini, tindakan nyata untuk mengatasi persoalan itu nyaris tidak ada. Penjarah leluasa mencuri anggrek-anggrek spesies yang ada di hutan-hutan tanpa dikenai sanksi. Yang makin memprihatinkan, ulah itu malah ditiru penduduk setempat.

"Menemukan anggrek spesies atau anggrek alam itu sangat sukar. Dari bentuk, warna dan ukuran saja tidak cukup. Rata- rata mereka punya bentuk daun yang mirip. Kita bisa membedakan anggrek spesies jika ada bunganya. Itu parameter yang pasti," tuturnya.

Seorang aktivis dari LSM Pecinta Anggrek Spesies Indonesia mengaku sangat khawatir dengan kecenderungan tersebut. Belakangan ini, banyak orang seperti berlomba-lomba menguras kekayaan anggrek di hutan-hutan Indonesia. Tanpa menggalang kekuatan, aksi penjarahan itu dipastikan akan terus berlangsung.

"Mereka mengambil langsung dari habitatnya, karena nilai jual yang sangat tinggi. Saat ini, jenis langka harganya mencapai Rp 2 juta per pohon. Bahkan ada spesies yang Rp 5 juta per pohon. Nilai itu sangat menggiurkan bagi pencuri," tambahnya.

Sehubungan hal itu, Direktur Program Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia (Kehati)Dr Anida Haryatmo mengatakan kekayaan hati di Indonesia memang terancam punah. Untuk bunga anggrek, hutan-hutan di beberapa daerah sudah diketahui kristis.

Di hutan Kalimantan Timur, anggrek hitam atau Coeloegyne pandurata sudah mulai sukar ditemukan. Demikian pula, anggrek asal hutan Kalimantan Barat seperti paraphalaenopsis, anggrek kantong semar, anggrek belang, dan anggrek singkawang. Di Gunung Merapi, sebanyak 33 spesies dari 53 spesies diperkirakan hilang. Sementara di Papua, sebanyak 26 spesies sudah dinyatakan punah.

Menurut Anida, kepunahan anggrek alam disebabkan oleh kerusakan ekosistem dan eksploitasi hutan. Sementara ekspor anggrek ilegal masih terus berlangsung.

Kegiatan itu terjadi sekalipun ada larangan ekspor seluruh anggrek nonhibrida. Di sisi lain, impor anggrek hibrida dari luar negeri justru semakin gencar.

Kekhawatiran terhadap perdagangan anggrek ilegal juga diakui Kepala Departemen Organisasi Pendidikan & Latihan PAI Cabang Jakarta Frankie Handoyo. Motif penjarahan anggrek hutan Indonesia adalah murni ekonomi. Perdagangan ilegal tersebut untuk memasok kebutuhan di luar negeri. Mereka kerap melakukan perkawinan silang dengan anggrek spesies dari Indonesia.

"Modusnya macam-macam, ada yang lewat Batam lalu ke Singapura dan Malaysia. Ada yang lewat Kalimantan lalu masuk Malaysia. Masuk Singapura tergolong gampang, apalagi mereka bukan negara agraris yang peduli pelestarian hayati. Kalau misalnya harga satu pohon saja sekitar US$ 10, bayangkan jika seorang pedagang bisa memasok hingga dua sampai tiga ribu pohon," tuturnya.

Tingkatkan Sosialisasi

Kesadaran masyarakat memiliki kekayaan anggrek di Indonesia diakui memang masih lemah. Namun di sisi lain, banyak penggemar anggrek yang masih enggan berorganisasi. Hal itu diperburuk lagi oleh minimnya pakar-pakar anggrek di Indonesia. Bahkan untuk penamaan anggrek alam yang ditemukan di hutan Indonesia, prosesnya masih melibatkan asing.

"Sejak tahun 1900 sampai sekarang, belum pernah ada deskripsi anggrek yang dilakukan oleh orang Indonesia sendiri. Padahal, kalau hanya soal bahasa Latin mestinya mudah, tapi kelihatannya kok malah sulit. Padahal kalau di luar negeri, orang berlomba-lomba menamakan anggrek spesies," papar Frankie.

Banyak penggemar anggrek yang masih sukar menemukan ahli yang dapat menamakan anggrek spesies atau memberikan deskripsi teknis. Jika di kalangan ahli botani saja, sumber daya manusianya masih minim, apalagi wawasan masyarakat umum. Tak heran, kekayaan spesies dan keindahan anggrek belum menarik perhatian masyarakat.

Barangkali pantas dicoba ide Menteri Negara Lingkungan Hidup Rachmat Witoelar dalam diskusi panel. Indonesia perlu sosok atau profil tertentu sebagai "Duta Anggrek". Sang duta yang mestinya juga cantik nan molek itu akan melulu bicara anggrek kapan pun dan di mana pun. Hingga suatu hari kelak orang akan bicara, "Katakan Cinta dengan Anggrek!"

Sumber Artikel : Suara Pembaruan 15/02/2006

Bunga Anggrek


U M U M

Anggrek atau Orchidaceae termasuk dalam keluarga tanaman bunga-bungaan. Anggrek terdapat pada hutan yang gelap, di lereng yang terbuka, pada batu karang yang terjal, pada batu-batuan didaerah pantai dengan garis pasang surut tinggi. Bahkan di tepi gurun pasir pun anggrek dapat ditemukan. Tumbuh dari kutub utara sampai daerah katulistiwa dan selatan pada semua benua kecuali Antartika.
Anggrek yang banyak digemari adalah anggrek epifit dari daerah tropis.

Anggrek mempunyai lebih banyak jenis (species) nya daripada keluarga tanaman bunga-bungaan lainnya. Para ahli tumbuh-tumbuhan berkeyakinan anggrek mempunyai lebih dari 25.000 species yang tersebar di seluruh dunia. Tetapi karena kerusakan hutan kita kehilangan species yang belum dikenali dan tidak tahu dengan pasti berapa jumlahnya.

Indonesia terkenal di seluruh dunia dengan kekayaan anggreknya yang mempunyai lebih dari 4000 species anggrek yang tersebar di hampir semua pulau. Kalimantan, Papua, Sumatera, Jawa termasuk pulau-pulau yang terkenal didunia karena kekayaan anggreknya.
Genus yang banyak tumbuh meliputi : Vanda, Phalaenopsis, Paphiopedilum, Dendrobium, Coelogyne, Cymbidium, Bulbophyllum dll.

Anggrek yang terkenal dari Indonesia adalah "anggrek bulan" (Phalaenopsis amabilis) yang diangkat sebagai "Bunga Nasional" dan dijuluki "puspa pesona", dan "anggrek kantung" (Paphiopedilum javanicum).


KARAKTERISTIK

Perbedaan tanaman anggrek dengan tanaman bunga-bungan lainnya adalah pada bentuk bunganya.
Pada bunga anggrek umumnya :

  • mempunyai tiga sepal (daun kelopak bunga). Salah satunya yang terletak pada bagian belakang (punggung) yang menghadap keatas dinamakan sepal dorsal.
  • mempunyai tiga petal (daun mahkota bunga) yang letaknya selang seling dengan daun kelopak bunga. Salah satu dari petal yang terletak dibawah berbentuk seperti lidah yang disebut labellum (bibir bunga), membuat bunga simetris antara kiri dan kanan.
  • putik dan benang sari (bagian jantan dan betina) yang bergabung bersama pada bagian yang disebut column.
  • tepung sari yang biasanya berkumpul bersama pada bagian yang disebut pollinia.
  • buahnya mempunyai biji yang sangat kecil dan banyak.
  • tangkai bunga dapat berkelak-kelok saat pertumbuhannya, tergantung arah sumber cahaya.

JENIS ANGGREK

Berdasarkan pertumbuhannya secara umum anggrek dibagi menjadi 2 jenis :

  • Anggrek Simpodial :
    Biasanya pola tumbuhnya horizontal seperti tumbuhan merambat. Batang tumbuhnya disebut rhizome. Rhizome terbaring horizontal pada permukaan tanah dan akar-akarnya tumbuh pada sekitar panjang rhizome dengan arah menurun dan membuat batang vertikal keatas yang disebut umbi semu (pseudobulb). Ada yang pseudobulb nya memanjang keatas seperti batang (cane), dan ada pula yang pendek dan bulat atau pipih.
    Salah satu fungsi dari pseudobulb adalah sebagai tempat penyimpanan air dan sari makanan. Pseudobulb yang berkerut adalah tanda tanaman tersebut mengalami masalah dalam penyerapan air.
    Setiap pseudobulb mempunyai satu sampai beberapa daun.
    Tunas baru muncul dari dasar pseudobulb yang sudah tua dan tempat titik tumbuhnya disebut "eye" (mata).
    Pada jenis pseudobulb yang pendek dan bulat, ada yang dibungkus oleh pelepah daun (sheath) dimana dari dasar pseudobulb tersebut bunga akan muncul, contoh : coelogyne, Oncidium.
    Pada pseudobulb yang berbentuk batang (cane), tangkai bunga akan muncul dari ujung batangnya, contoh: dendrobium.

  • Anggrek Monopodial :
    Anggrek yang tumbuh keatas dari satu batang (stem). Daunnya akan bertambah terus dari ujung batang selama hidupnya. Jenis ini tidak mempunyai rhizome dan pseudobulb, dan biasanya tumbuh akar udara (aerial root) dari sepanjang batangnya.
    Tangkai bunga (spike/inflorescence) tumbuh dari sisi batang dan dimulai dari sebelah bawah (bukan dari ujungnya), berbeda dengan sympodial (dendrobium) dimana tangkai bunga tumbuh dari ujung batang.
    Jika ujung batangnya rusak karena busuk (contoh: jenis phalaenopsis) atau dipotong/distek (contoh: jenis vanda), maka akan muncul batang baru dari sisi batang lama dan daun akan tumbuh dari batang baru tersebut.


Berdasarkan tempat tumbuhnya, anggrek dibagi menjadi beberapa jenis :

  • Epiphyte:
    Angrek yang tumbuh menumpang pada batang tanaman lainnya tetapi tidak parasit (tidak mengambil sari makanan dari tanaman tersebut). Dengan demikian anggrek akan memperoleh posisi yang lebih baik untuk mendapatkan cahaya yang lebih. Akarnya melekat pada dahan pohon dan mendapatkan air hanya dari hujan dan kabut.

  • Lithophyte:
    Anggrek yang tumbuh pada batu-batuan. Mereka menggunakan batu sebagai pegangannya.

  • Saprophyte:
    Anggrek yang tumbuh pada humus dan daun-daun kering.

  • Terrestrial:
    Anggrek yang tumbuh pada padang rumput, tanah humus dihutan.


Berdasarkan kisaran suhu udara yang sesuai, anggrek dibagi dalam 3 jenis :

  • Anggrek suhu dingin (gunung, ketinggian 2000-4000m) : tumbuh baik pada suhu 15-21°C pada siang hari dan 10-13°C pada malam hari.
    Contoh : Cymbidium, Masdevallia, Miltonia, Odontoglossum, Oncidium, Paphiopedilum

  • Anggrek suhu sedang (dataran tinggi, 750-2000m) : tumbuh baik pada suhu 21-32°C pada siang hari dan 13-18°C pada malam hari.
    Contoh : Brassavola, Cattleya, Dendrobium, Epidendrum, Laelia, Paphiopedilum (molted leaves)

  • Anggrek suhu panas (dataran rendah, 0-750m) : tumbuh baik pada suhu 26-35°C pada siang hari dan 18-24°C pada malam hari.
    Contoh : Phalaenopsis, Vanda, beberapa jenis Dendrobium.


NAMA ANGGREK

Seperti keluarga tanaman lainnya, secara umum anggrek dibagi dalam kelompok besar yang disebut genus (genera) dan dibagi lagi menjadi sub-genus yang mengelompokkan anggota genus tsb (species) yang mempunyai karakteristik sama. Dari sebuah species mungkin ada yang mempunyai beberapa varietas, misal : dendrobium anosmum var. superbum, dendrobium anosmum var. huttonii, dll.

Seperti lazimnya semua tanaman, anggrek pun mempunyai nama. Baik itu nama berdasarkan ilmu pengetahuan yang menggunakan nama latin maupun nama yang diberikan oleh penduduk dimana anggrek tsb tumbuh (nama lokal/populernya).

Untuk keseragaman secara ilmiah, nama tanaman menggunakan sistim penamaan binomial (nama ganda). Sehingga setiap anggrek mempunyai nama awal (first name) dan nama akhir (last name) seperti nama kebanyakan orang.

Kata pertama menunjukkan genusnya (atau intergenerik jika anggrek tsb hasil persilangan antar genus).

Kata kedua adalah nama speciesnya (atau nama yang diberikan oleh penyilangnya untuk anggrek silangan).

Agar nama anggrek hasil silangan dapat diakui oleh seluruh dunia, maka anggrek tersebut harus didaftarkan pada the International Orchid Registrar yang saat ini dikelola oleh The Royal Horticultural Society.

Keterangan : Persilangan intergenerik adalah persilangan antar genus dalam satu keluarga, misalnya :

  • Doritis dengan Phalaenopsis.
  • Brassavola dengan Cattleya dan Laelia.
  • Brassia dengan Miltonia dan Oncidium, dll.

    Untuk keseragaman dalam cara penulisannya maka huruf pertama dari kata pertama (nama genus) pada anggrek species menggunakan huruf besar dan kata keduanya (nama speciesnya) menggunakan huruf kecil semua. Pada anggrek species semua kata ditulis dengan huruf miring (italic).

    Untuk anggrek hibrida (silangan), huruf pertama dari kata pertama (nama genus atau intergenerik) menggunakan huruf besar dan huruf pertama dari kata keduanya juga menggunakan huruf besar. Untuk anggrek hibrida kata pertama ditulis dengan huruf miring(italic), sedang kata kedua dan seterusnya dengan huruf tegak (normal).

    Contoh nama anggrek species :

    • Coelogyne pandurata (nama lokalnya : anggrek hitam).
    • Dendrobium crumenatum (anggrek merpati).
    • Dendrobium secundum (anggrek sikat).
    • Grammatophylum speciosa (anggrek tebu).
    • Phalaenopsis amabilis (anggrek bulan).
    • Paphiopedilum javanicum.

    Contoh nama anggrek hibrida :

    • Brassavola Little Stars.
    • Dendrobium Blue Sky.
    • Blc. Alma Kee (Brassolaeliocattleya : Brassavola, Laelia dan Cattleya).
    • Epc. Middleburg (Epicattleya : Epidendrum dan Cattleya).

    Agar penulisannya menjadi lebih singkat, kadang-kadang nama genus atau nama intergeneriknya disingkat.
    Dibawah ini ada beberapa singkatan nama genus dan intergenerik yang biasa digunakan.

    Arach. : Arachnis
    Aranda : Aranda (Intergenerik : Arachnis x Vanda)
    Arnth. : Aranthera (Arachnis x Renanthera)
    Ascda. : Ascocenda (Ascocentrum x Vanda)
    B. : Brassavola
    Colm. : Colmanara (Miltonia x Odontoglossum x Oncidium)
    Ctna. : Cattleytonia (Broughtonia x Cattleya)
    Bc. : Brassocattleya (Brassavola x Cattleya)
    Bl. : Brassolaelia (Brassavola x Laelia)
    Blc. : Brassolaeliocattleya (Brassavola x Laelia x Cattleya)
    Bulb. : Bulbophyllum
    C. atau Catt. : Cattleya
    Cym. : Cymbidium
    D. atau Den. : Dendrobium
    Dor. : Doritis
    Dtps. : Doritaenopsis (Doritis x Phalaenopsis)
    Epc. atau Epic. : Epicattleya (Epidendrum x Cattleya)
    Gram. : Grammatophyllum
    Hwra. : Howeara (Leochilus x Oncidium x Rodriguezia)
    Kgw. : Kagawara (Ascocentrum x Renanthera x Vanda)
    L. : Laelia
    Lc. : Laeliocattleya (Laelia x Cattleya)
    Milt. : Miltonia
    Mttsa. : Miltassia (Miltonia x Brassia)
    Mkra. : Mokara (Arachnis x Ascocentrum x Vanda)
    O. atau Onc. : Oncidium
    Paph. : Paphiopedilum
    Phal. : Phalaenopsis
    Pot. : Potinara (Brassavola x Cattleya x Laelia x Sophronitis)
    Ren. : Renanthera
    Soph. : Sophronitis
    Sl. : Sophrolaelia (Sophronitis x Laelia)
    Slc. : Sophrolaeliocattleya (Sophronitis x Laelia x Cattleya)
    Spa. : Spathoglottis
    V. : Vanda
    Vdnps. : Vandaenopsis (Vanda x Phalaenopsis)
    Vdps. : Vandopsis
    Z. : Zygopetalum


    PEMBIAKAN ANGGREK

    Anggrek dapat diperbanyak dengan cara :

    • Pembiakan generatif :
      Perbanyakan dengan biji buah yang telah masak.
      Masa masak buah anggrek sangat tergantung dari jenis anggreknya, dan iklim juga mempengaruhi kematangan buahnya.
      Pembiakan generatif ini memerlukan perlakuan yang khusus diantaranya biji harus steril dari hama dan penyakit.

    • Pembiakan vegetatif :
      Pembiakan dengan mengambil bagian tanaman induknya seperti :
      • Stek untuk jenis monopodial.
      • Memecah rumpun untuk jenis simpodial.
      • Keiki, yaitu anak tanaman yang tumbuh dari batang atas (dendrobium), atau tangkai bunga (phalaenopsis).
      • Kultur jaringan, yaitu mengambil sebagian jaringan tanaman untuk diperbanyak dengan melalui proses di laboratorium. Dengan cara ini bisa dihasilkan tanaman bebas virus meskipun tanaman induknya terjangkit.
  • Bertanam Bunga Anggrek


    Alam raya negeri kita memang kaya. Salah satu di antaranya adalah koleksi tanaman hias berbunga warna-warni yang sangat indah. Contohnya bunga melati, raflesia, dan anggrek. Kali ini kita ingin melirik anggrek. Menurut catatan, di seluruh dunia terdapat sejumlah 30.000 lebih spesies anggrek. Jumlah sebanyak itu mencakup 660 genera, dengan 75.000 hibrida yang terdaftar. Bayangkan, betapa kayanya dunia kita ini.
    Bagaimana dengan Indonesia? Menurut catatan, potensi plasma nutfah anggrek di bumi Nusantara sekitar 5 ribu jenis, dan tidak sampai 10 persen yang dibudidayakan secara komersial. Itu berarti, peluang bisnis anggrek amat terbuka. Yang dibutuhkan adalah pengetahuan tentang anggrek yang unggul.
    Nah, untuk menilai seberapa jauh keunggulan anggrek, ada standar penilaian sebagai berikut:
    1. Bentuk Bunga yang meliputi tiga unsur, yakni:
    - Kebulatan bunga. Bunga bulat yang ideal ialah bunga yang jika ujung-ujungnya (sepal, petal, dan labellum) dihubungkan merupakan lingkaran, dengan titik pusat pada tiang.
    - Kepenuhan bunga. Seberapa jauh ruang lingkaran yang menghubungkan ujung sepal, petal, dan labellum dipenuhi seoptimal mungkin?
    - Kedataran bunga. Seberapa jauh kondisi sepal, petal, dan labellum dapat diletakkan dalam bidang datar?
    2. Warna Bunga memperhatikan tiga unsur, yakni:
    - Warna umum bunga. Warna idealnya adalah jelas, cerah, kuat, dan keseluruhannya menampakkan keselarasan dan keindahan. Namun, juga perlu diperhatikan warna-warna spesial atau langka yang tentu mendapatkan nilai tinggi.
    - Warna sepal, petal. Kriterianya hampir sama dengan penilaian warna umum bunga, tapi tidak dipandang secara keseluruhan, melainkan khusus cuma sepal dan petalnya.
    - Warna labellum. Seberapa jauh warna labellum lebih menonjol ketimbang warna sepal dan petal?
    3. Karakteristik bunga anggrek yang meliputi enam unsur, yakni:
    - Ukuran bunga. Yang dimaksud ukuran bunga adalah dimensi bunga dalam kaitannya dengan ukuran bunga normal.
    - Tebal bunga. Ketebalan bunga dapat diraba dengan ibu jari dan jari telunjuk.
    - Kehalusan bunga. Yang dimaksud kehalusan bunga adalah penampilannya yang terdapat pada permukaan bunga. Entah itu mampu memantulkan sinar (Bahasa Jawa: kemerlip), ada kristal-kristalnya, ada semacam lilin, ataupun adat beludrunya.
    - Banyak bunga dalam tangkai. Seberapa jauh jumlah bunga dalam satu tangkai, atau jumlah dalam satu tanaman?
    - Tangkai bunga. Penilaiannya bergantung pada tangkai yang kokoh, tumbuh tegak dan lurus ke atas, cukup panjang, selaras dengan bunganya, dan memposisikan bunga di tempat yang mudah dan indah dilihat.
    TIGA KUNCI SUKSES
    Kehadiran anggrek ternyata mampu mendorong para pehobi, bahkan ibu-ibu rumah tangga, untuk berbondong-bondong mencoba mengembangkan anggrek. Selain untuk menikmati indahnya bunga-bunga anggrek, juga dicoba dijadikan peluang usaha. Secara teknis, usaha penanaman anggrek tak membutuhkan investasi besar, cukup ala kadarnya. Dari segi waktu, masih bisa dikerjakan secara sambilan. Dari pengalaman di lapangan, sekurang-kurangnya ada tiga kunci sukses mengusahakan anggrek sebagai berikut:
    1. Melakukan pembesaran bibit
    Umumnya, ibu-ibu melakukan pembesaran bibit anggrek, lalu ditanam dalam pot atau terkadang papan pakis. Coba tengok aneka anggrek dalam pot yang dipasarkan di pinggir-pinggir jalan kota, di warung tanaman hias, atau justru di halaman rumah. Harganya cukup terjangkau. Misalnya: anggrek bulan dalam pot senilai Rp 15 ribu sampai Rp 20 per pot.
    2. Mengatur pembungaan
    Tujuannya agar kita selalu memiliki tanaman anggrek yang berbunga. Pasalnya, para pembeli biasanya lebih tertarik pada anggrek dalam pot yang sedang berbunga.
    3. Mencegah penyakit
    Waspada terhadap amukan penyakit busuk daun dan antraknosa. Kalau bisa, lakukan pencegahan semampunya.
    DALAM POT
    Penanaman anggrek dalam pot untuk skala kecil biasanya dilakukan di sekitar rumah, entah di beranda, koridor, ataupun di bawah pohon peneduh sekitar rumah. Langkah-langkah penanaman adalah sebagai berikut:
    1. Penyiapan pot
    Sediakan pot tanah berukuran berdiameter sekitar 20-30 cm, sekaligus media tanam berupa arang atau pecahan bata merah dan sabut kelapa atau cincangan pakis. Sebaiknya cuci bersih sabut kelapa atau cincangan pakis dan rendam dalam larutan pupuk.
    2. Pengisian pot
    Masukkan selapis arang atau pecahan bata merah pada dasar pot. Lantas, isikan media tanamnya hingga cukup penuh.
    3. Menanam bibit
    Ambil bibit anggrek yang berasal dari "pot kemunitas" (pot komunitas adalah pot yang telah ditanami satu bibit yang berumur 9-12 bulan dan berdaun 2-5 helai, lalu dibiarkan hidup sampai 6 bulan). Cara pengambilan harus ekstra hati-hati, jangan sampai akar-akarnya patah atau putus! Selanjutnya, tanam bibit di tengah-tengah pot, lalu timbun dengan media tipis. Tempatkan pada lokasi yang sirkulasi udaranya baik, tidak langsung tersengat sinar matahari.
    Di samping ditanam dalam pot, juga bisa ditanam pada papan pakis. Pertama-tama, sediakan papan pakis berukuran panjang 20-30 cm, lebar 15-20 cm, dan ketebalan 2-3 cm. Ambil bibit anggrek dari pot komunitas dan tempelkan tepat di tengah-tengah papan pakis. Setelah itu, ambil kawat berbentuk huruf "U" yang dijepitkan pada batang pohon.MENGATUR BUNGA SEPANJANG TAHUN
    Secara prinsip, tanaman anggrek dapat dijadwal pembungaannya. Ini berarti, sepanjang tahun kita punya persediaan tanaman anggrek yang sedang berbunga. Pengaturan pembungaan ini dapat dilakukan sendiri, kok. Bagaimana caranya?
    - Beli hormon tumbuh Keiki Fix di kios-kios pertanian atau warung tanaman hias. Hormon ini mengandung kinentin dan benzil adenin. Dikemas dalam botol injeksi berukuran 5 cc, bentuknya mirip salep. Warnanya kuning kecokelatan.
    - Seleksi tanaman anggrek yang memiliki tangkai bunga. Lalu, gunakan pisau tajam untuk membuka seludang (tudung) penutup ruas tangkai bunga bagian atas, tapi sisakan titik bakal tunasnya.
    - Cari usuk gigi dan tusukan pada hormon. Nah, hormon yang melekat pada tusuk gigi tersebut dioleskan pada titik bakal tunas. Pengolesan harus rata dan tertutup semua.
    - Tanaman yang telah diberi hormon sebaiknya diletakkan di tempat yang terang. Biasanya, seminggu kemudian, kuncup bunga sudah tampak tumbuh sepanjang 1 cm, dan akhirnya tinggal menunggu kapan kuntum bunga anggrek.

    AWAS AMUKAN BUSUK DAUN ANTRAKNOSA!
    Tak sedikit pembaca NOVA bertanya, bagaimana memberantas busuk daun pada anggrek? Memang, amukan busukan daun sangat cepat, ganas, menular, dan mematikan. Ada dua penyebabnya, yakni bakteri Erwinia carotovora dan cendawan Phytophtora omnivora.
    Jika yang menyerang adalah bakteri, gejalanya daun menjadi lunak, basah, berbau, dan akhirnya warnanya menjadi hitam. Semprot saja dengan bakterisida Agrimycin. Namun, jika yang menyerang cendawan, maka tampak pangkal daun berwarna kehitam-hitaman, lalu jaringan daun melunak, dan membusuk. Akhirnya daun terkulai. Untuk ini, gunakan fungisida Benlate, atau Dithane.
    Penyakit busuk daun ini muncul pada musim penghujan. Atau bisa juga di musim kemarau, tapi kita terlalu berlebih melakukan penyiraman sehingga airnya menggenang di sekitar tanaman anggrek. Kondisi lembap demikian itu justru memungkinkan tumbuhnya cendawan maupun bakteri. Kedua, jika melakukan pengendalian dengan cara memotong daun yang terserang, maka daun yang terpotong itu segera dibuang dan dibakar, sedangkan bekas potongan sebaiknya diolesi bakterisida atau gungisida.
    Selain amukan penyakit busuk daun, kita juga harus waspada terhadap serangan antraknosa. Penyebabnya adalah cendawan Colletotrichum gloeosporioides. Bagian yang paling terserang adalah daunnya. Semula tampak bercak-bercak bulat, warnanya kuning atau hijau muda, namun lambat laun bercak-bercak itu berubah menjadi cokelat berbintik-bintik hitam, selanjutnya bisa bikin tanaman mati.
    Mengingat penyebab antraknosa adalah cendawan, maka tindakan pencegahannya adalah melakukan perawatan yang sebaik-baiknya, termasuk menjaga kondisi lingkungan agar jangan terlalu lembap. Tapi, kalau toh sudah telanjur terserang namun masih dini, maka secepatnya bagian daun yang terserang dipotong. Lain soal jika antraknosa sudah menghebat, semprot dengan fungisida seperti Kocide 77 WP atau Cupravit OB21. Dosis dan aturan lainnya dapat dibaca pada label kemasan fungisida.

    Anggrek Bulan


    Sebagai salah satu jenis anggrek Indonesia, anggrek bulan telah memikat hati para penggemar anggrek. Kepopulerannya bahkanmerambah pada kalangan pemula hingga awam sekali pun. Wajar saja, anggrek yang punya nama Latin Phalaenopsis amabilis ini punya sejuta pesona yang mengundang decak kagum. Lihatlah keindahan itu pada sosok bunganya yang putih bersih. Mau tak mau, bunga ini pun menyentuh tataran seni dan estetika para seniman, hingga menjadi inspirasi sebuah lagu, relief candi, motif batik, sampai kreasi motif gagang keris.

    Anggrek bulan bukan saja punya warna bunga yang putih bersih, tetapi juga memiliki untaian yang tersusun sempurna dan proporsional. Plus warna bibir bunga kuning menyala. Dari segi ukuran, anggrek ini tergolong di atas rata-rata. Berkat semua keunggulan dan kecantikan tadi, tak mengherankan jika pemerintah Indonesia menobatkan anggrek bulan sebagai ”Puspa Pesona”.
    Tampaknya, beberapa alasan yang sama membuat hati Lily Turangan tergelitik menekuni hobi koleksi anggrek bulan ini. Ibu berusia 57 tahun ini memang gemar berurusan dengan dunia flora. ”Sejak tahun tujuh puluhan, saya memang senang mengoleksi anggrek. Bukan cuma merawatnya saja, tapi saya juga mengembangbiakkan anggrek-anggrek itu,” ujarnya sembari tersenyum.
    Pemilik kebun wisata Pasirmukti itu melanjutkan cerita, ”Saya jatuh cinta dengan dunia tumbuhan, khususnya anggrek karena latar belakang saya sebagai lulusan pertanian. Kalau sudah mengurusi anggrek-anggrek itu saya bisa jadi lupa waktu.” Tentu didukung background pertanian tadi, Lily pun memutuskan untuk ”terjun bebas” dalam dunia anggrek. ”Apalagi, waktu itu anak-anak saya sudah menjelang dewasa. Jadi sebagian besar waktu bisa saya curahkan di sini (menunjuk kebun anggrek miliknya).”
    Sebagai langkah awal, ia coba mengembangkan anggrek dari jenis Dendrobium. Lama-kelamaan, wanita ramah ini mulai tertarik untuk menanam beberapa anggrek bulan. Akhirnya, koleksi Lily terus bertambah. ”Dulu, saya pikir untuk merawat anggrek bulan itu sulit. Tetapi (setelah dilakoni) ternyata untuk merawatnya sama saja seperti Dendrobium. Kuncinya, asalkan anggrek ini cocok untuk hidup di tempat itu,” ucap ibu yang masih tetap lincah dan berenergi itu.
    Hal yang sama juga dialami Fanny Abdullah, 45 tahun. Ibu tiga anak ini mengaku jatuh cinta pada anggrek bulan, karena tanaman ini tergolong istimewa. ”Bunga anggrek ini punya kelopak yang besar. Satu tangkainya bisa diisi 20 kuntum bunga sekaligus,” ucap pehobi anggrek yang juga pemilik kios anggrek di kawasan Senayan ini. Yang pasti anggrek bulan bisa berbunga sepanjang tahun. ”Dia kan tak kenal musim untuk berbunga,” katanya.

    Sabar dan Telaten
    Walau punya cara perawatan yang tak berbeda dengan jenis anggrek lainnya, untuk membuat anggrek bulan terlihat cantik tetap saja butuh kesabaran dan ketelatenan. Plus mengetahui karakter tanaman yang kita koleksi. ”Paling tidak kita tahulah frekuensi penyiraman, pemupukan dan penggantian media tanam yang tepat. Serta jangan lupa untuk merawatnya dari serangan hama penyakit,” ujar Hadi Iswanto, ahli anggrek dari Forum Kerjasama Agribisnis, sebuah lembaga manajemen agribisnis. Fanny pun mengaku tak masalah dengan perawatan anggrek ini. ”Yang penting jaga saja dia dari kelembaban yang berlebihan.” (baca : Cermat Merawat, Anggrek Bulan Tumbuh Sehat).
    Lily tak menyangkal hal itu. Katanya, bila merawat anggrek bulan dengan asal-asalan, jangan harap akan tumbuh sehat. Kalau sudah begini, anggrek itu pun takkan mengeluarkan bunga yang cantik. Dan frekuensi berbunga pun menurun drastis. Tak lagi berbunga sepanjang tahun.
    Padahal ukuran kepuasan dalam hobi anggrek ini terletak pada kemampuan anggrek mengeluarkan bunga dengan kontinyu. Siapa yang tak senang bila sudah merawat sejak kecil hingga bisa menelurkan hasil seperti itu. ”Ya, kalau sudah bisa berbunga, rasanya semua jerih payah kita terbayar. Wah, pokoknya sebuah kepuasan batin yang tak ternilai harganya,” kata Lily dengan gaya seperti orang bersyukur kepada Tuhan. Lantas, ia juga mengingatkan, bunga yang dihasilkan tadi, bukan sembarang bunga. Bunga yang nongol itu punya warna cerah dan tumbuh sehat. Urusan kualitas bunga itu bisa jadi tolok ukur, mana pehobi yang menanam secara asal-asalan dengan kolektor serius.
    Dari situ, rasa puas tak mandek begitu saja. Akan lahir pula rasa penasaran. ”Maksudnya begini, saya kan sudah punya anggrek yang berwarna ini, kenapa saya tak silangkan dengan anggrek bulan untuk mendapat keturunan baru. Tentu akan dihasilkan warna dan jenis lain kan. Kalau warna sudah banyak, biasanya saya mencari bentuk bunga yang lain dan unik,” papar Lily panjang lebar. Dengan begitu, ia pun memasuki wilayah kawin-mawin antarberagam jenis anggrek. Jadi tak terbatas anggrek bulan saja. Akhirnya, Lily mencari pehobi lain yang punya koleksi anggrek. Lalu terjadilah aksi barter. ”Banyak orang yang memelihara anggrek, tapi sayangnya tak semua orang tulus dan mau terbuka dalam memberi informasi,” keluhnya dengan nada serius.

    Sering Salah
    Awam acap kali salah mengartikan Phalaenopsis sebagai anggrek bulan. Padahal, anggrek bulan hanyalah salah satu spesies dari genus Phalaenopsis. Dalam genus ini terdapat 40 sampai 60 spesies. Jumlah varietasnya sekitar 140 jenis, enam puluh di antaranya ada di negara kita.
    Nama Phalaenopsis berasal dari bahasa Yunani, yaitu phalaenos dan opsis. Phalaenos itu berarti ngengat atau kupu-kupu. Sedang opsis artinya bentuk atau penampakan. Pada tahun 1825, Blume – seorang ahli botani asal Belanda, menamakan genus anggrek ini dengan Phalaenopsis. Nama itu muncul karena saat pertama kalinya berjumpa di dalam hutan, ia mengira telah melihat sekawanan kupu-kupu putih yang tengah hinggap pada sebatang ranting.
    Phalaenopsis amabilis (L.) Blume itu dianggap punya peran penting dalam genus Phalaenopsis. Sebagai induk, Phalaenopsis mampu ”menelurkan” pelbagai keturunan atau hibrida. Selain itu, anggrek jenis ini mampu berbunga sepanjang tahun. Rata-rata masa berbunganya selama satu bulan.
    Di Indonesia, Phalaenopsis amabilis pertama kali dijumpai di Ambon, Maluku oleh GE Rumphius pada 1750. Lalu anggrek temuannya itu diberi nama Angraecum album-majus. Kita sendiri mengenal beberapa nama untuk jenis ini, seperti anggrek menur (Jawa Barat), anggrek terbang (Maluku) dan anggrek wulan (Bali). Tapi nama paling populer adalah anggrek bulan.
    Anggrek bulan hidup dalam hutan hujan tropis yang teduh dan lembab. Wilayah penyebarannya cukup luas. Dari Sumatera Barat ke arah selatan, seluruh Jawa, Kalimantan termasuk Serawak, Brunei Darussalam dan Sabah. Di Filipina, anggrek mirip kupu-kupu ini ditemukan di Kepulauan Mindanao bagian selatan. Ke arah timur anggrek yang satu ini bisa dijumpai di Bali, sebuah Kepulauan Nusa Tenggara, Sulawesi, Maluku dan Papua, termasuk Papua Nugini.
    Dengan kawasan sebaran sangat luas yang diikuti dengan variasi angroklimat berbeda-beda, variasi bentuk dan ukuran bunga anggrek berjuluk butterfly orchid ini sangat beragam. Namun perbedaan bentuk dan ukuran kuntum bunga belum tentu merupakan ciri dari sebuah varietas tersendiri.
    Kata Lily, untuk membedakan anggrek bulan dengan jenis lainnya, cara paling gampang melihat ciri fisik tanaman. Coba saja amati bentuk akar, batang, daun dan bunga. Dari situlah kita bisa mengidentifikasi perbedaan karakteristik anggrek ini. Bahkan sebagian penamaan genus anggrek merujuk pada bentuk bunganya.
    Secara umum, susunan bunga anggrek bulan tak jauh beda dengan anggrek jenis lain. Bunga itu tersusun menurut pola baku. Sebuah sepala atau kelopak bunga dan tiga buah petala atau tajuk bunga. Ukuran kelopak bunga anggrek bulan rata-rata lebih kecil atau hampir sama dengan tajuk bunganya. Bibir bunga punya tiga penutup, yaitu penutup samping, sejajar dengan tiang bunga dan penutup tengah yang terkadang berbulu halus.
    Menurut Hadi, daun anggrek bulan memiliki warna hijau dengan tekstur tebal dan berdaging. Ini berfungsi sebagai penyimpan air dan cadangan makanan. Lebar daun rata-rata 5 – 10 cm. Pertumbuhan batang anggrek bulan bersifat monopodial. ”Artinya, meninggi atau vertikal pada satu titik tumbuh dan terdiri dari hanya satu batang utama. Bunga keluar dari sisi batang di antara kedua ketiak daunnya,” ujar lelaki yang sempat bekerja paruh waktu di Perhimpunan Anggrek Indonesia itu.
    Di habitat aslinya, kata Hadi, anggrek bulan hidup epifit. Akarnya menempel pada batang atau dahan tanaman lain. Biasanya akar yang menempel itu mengikuti permukaan batang tempatnya menempel. Akarnya nyaris tak berambut. Di sini, terdapat jaringan velamen. Fungsinya memudahkan akar menyerap air hujan yang jatuh pada kulit pohon inang. Jaringan ini juga bertugas sebagai alat pernapasan anggrek.


    (str/bayu dwi mardana)